Pages

Kamis, 09 Juni 2011

Jadi Figuran “Tendangan Dari Langit”


Halo,


            Berawal dari ajakan temen sekampung berinisial Inul atau biasa dipanggil cingut untuk jadi figuran (sebagai supporter) di film “Tendangan Dari Langit” garapan om Hanung Bramantyo, sutradara yang udah gak diragukan lagi kapasitasnya di dunia perfilman Indonesia. “Sehari dapet 25rb, shootingnya 2 hari, harus pake pakaian warna merah (ceritanya jadi supporter Persema), ngumpulin fotocopy KTP 2 lembar” begitu kata cingut.

Sedikit review tentang film Tendangan Dari Langit The Movie



            Film ini berkisah tentang seorang anak bernama Wahyu (Pemeran Utama) yang
berasal dari desa kecil di lereng Gunung Bromo. Anak ini sangat mengidolakan Irfan Bachdim, pemain Timnas Indonesia yang saat ini memperkuat Tim Persema Malang. Si Wahyu pun selalu berlatih keras dan disiplin demi menggapai mimpinya agar bisa menjadi seperti idolanya, Irfan Bachdim. Cerita selengkapnya, silahkan nonton aja di bioskop kesayangan mama.

            Kembali ke figuran berbakat (baca: Rusydi Salam). Kebetulan, karena memang lagi  ga punya duit liburan, tanpa pikir panjang aku nerima ajakan cingut untuk jadi figuran. Seketika, imajinasi berlebihanku mulai terangsang, memikirkan kemungkinan yang tidak mungkin bisa terjadi. Pertama, seandainya Om Hanung ngelihat bakat aktingku jadi figuran supporter, terus beliau tertarik (ibarat menemukan mutiara terpendam) lalu beliau menjadikan saya sebagai pemeran utama film garapan beliau selanjutnya, Genderuwo Keramas. Kedua, kali aja pemeran utama (yang jadi Wahyu) ataupun si Irfan Bachdim cedera, dengan skill yang beda-beda tipis, terus tiba-tiba aku disuruh gantiin peran salah satu dari mereka. Oke stop, semua itu cuma hayalan.

            Beberapa hari kemudian, Cingut ngasih kabar kalo shootingnya hari Kamis tanggal 2 Juni, Jam 6 pagi di Stadion Gajayana. Gilee.. pagi banget. Pada hari H (2 Juni) kebetulan sodaraku si Demmy libur kuliah, dengan iming-iming masuk TV dan ketemu Irfan Bachdim Salam, Demmy pun bersedia ikut jadi figuran. #doktrinsukses. Karena takut telat dan memang sedang bersemangat, aku dan Demmy udah ada di Stadion Gajayana pukul 6 pas. Tapi ternyata di sana, kru-kru film baru mempersiapkan peralatan2 shooting dan kru yang lain terlihat mempersilahkan para figuran yang jumlahnya masih puluhan (dari 2500an figuran), untuk segera menempati tribun derita. Saat itu si cingut pun belum nampakin batang tititnya. (Titit = sejenis burung yang nempel di balik pantat.)

            Shooting dimulai pukul 7. Ceritanya saat itu Persema sedang tanding lawan kesebelasan Jayakarta, dan tugas kita (figuran) setelah sutradara bilang ”ACTION !” kita teriak-teriak atau nyanyi yel-yel layaknya supporter2 sepak bola. Kalo sutradara bilang ”CUT !” yaudah kita diam lagi, sambil istirahat ngisi tenaga buat teriak-teriak lagi dan begitu berulang-ulang. Awalnya aku kira shootingnya cuma bentaran aja, kayak di film, kan di filmnya cuma bentar. Tapi ternyata gak sesimpel itu. Shooting berakhir sampe pukul setengah 5 sore. Dengan Action dan Cut yang kalo di itung bisa mencapai 100x. *bayangin jadi supporternya, sambil kepanasan, gak ada ojek* #yangterakhirgaknyambung. Sampe-sampe saat itu ada 2 figuran cewek yang pingsan di tempat. Serius, panas banget hari itu. Niat untuk nunjukin bakat akting di depan om Hanung pun luntur. Bisa pulang dengan keadaan sadar pun sudah syukur.

Ini foto-foto saat syuting.


Yang pake topi itu Mas Udin, dan yang pake jaket tebel itu Demmy. :p







Ini bukan orang-orang yang kena razia satpol PP, serius.. ini kepanasan.
Cingut tertangkap gambar sedang ingin menggauli Kim Jeffrey Kurniawan.

            Waktu menunjukan pukul 16.15 Waktu Bagian Stadion Gajayana dan Sekitarnya. Shooting hari itu berakhir, menunggu beberapa menit bayaranpun cair. *legaaa..* Dengan keadaan Demmy yang dari siang nahan buang air besar, kita pun segera pulang. Aneh memang ini orang (si demmy), disaat yang laen pada kecapekan, kehausan, dehidrasi, kelaparan, ini melah kebelet pub. Oke, anggep aja itu reaksi organ tubuh demmy terhadap rasa lelah. Besoknya?? yaa.. besoknya aku sengaja bangun kesiangan, dan otomatis gak ikut shooting hari ke 2.

Kesimpulan, ternyata apa yang kita lihat mudah, gak selalu mudah saat kita lakukan, begitu juga sebaliknya. Dan setiap profesi orang, mempunyai nilai perjuangan sendiri-sendiri. Hargailah..


Sekian.
Thx for reading..


Rusydi IngindiCindtaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar